Wednesday, 18 November 2020

Menyadari Kelimpahan Alam

Setiap pengalaman adalah pembelajaran bagi jiwa untuk tumbuh yakni dengan menyadari akibat-akibat dari sikap dan perbuatannya sendiri maupun sikap dan perbuatan kolektif. Pada kenyataannya jiwa-jiwa akan terus-menerus mengulang-ulang cara hidupnya selama tidak menyadari dampak dari perbuatannya.

Jiwa-jiwa dapat terjebak dalam pola hidup kegelapan selama jangka waktu sangat panjang dalam satuan waktu eon. Satu eon adalah satuan waktu geologis yang setara dengan periode waktu sekitar satu milyar tahun. Oleh karena itu disebutkan saat ini bumi menjadi pusat perhatian semesta di mana suatu proyek besar kebangkitan kesadaran jiwa secara massal dijalankan untuk membebaskan jiwa-jiwa secara kolektif bersama dengan kebangkitan kesadaran planet untuk menjadi model di semesta raya.

Jiwa-jiwa yang terperangkap dalam kegelapan telah banyak membuat kehancuran dengan perang-perang besar bukan hanya di suatu planet, namun juga konflik-konflik antar planet yang tak berkesudahan. Sebagai contoh planet Mars yang disebut dewa perang di masa lalu mengalami kerusakan parah akibat perang nuklir. Sebagian dari jiwa-jiwa yang melanjutkan evolusi kesadarannya di bumi adalah para veteran perang Mars.

Trauma yang terekam dalam kesadaran jiwa-jiwa memerlukan waktu sangat panjang untuk disembuhkan dan untuk tujuan itu para penjaga pendamaian semesta memutuskan sebuah proyek besar menjadikan bumi sebagai tempat penyembuhan jiwa-jiwa sekaligus penggemblengan untuk menjadi role model penyelesaian konflik-konflik di semesta raya.

Oleh karena itu disebutkan bahwa jiwa-jiwa yang saat ini berada di bumi adalah para sukarelawan yang menyediakan diri untuk terlibat dalam proyek besar menata dan memulihkan kembali kehidupan di bumi sesuai dengan desain aslinya yang sekaligus akan menyelaraskannya dengan tata kelola kosmos sebagai satu kesatuan kehidupan damai. Para sukarelawan ini telah dibekali dengan pengetahuan dan kemampuan untuk menggerakkan perubahan di bumi dan masing-masing hanya perlu mengingat siapa diri mereka sesungguhnya.

Setiap jiwa adalah unik dan dengan kemampuan uniknya itulah jiwa-jiwa yang terbangkitkan kesadaran akan jati dirinya memainkan peran untuk menggerakkan perubahan melewati masa-masa kegelapan dengan memancarkan cahayanya yang dengan cara demikian menjangkarkan terang di bumi. Cetak biru selaku cahaya ini hanya perlu diingat kembali dan situasi kegelapan berupa kekacauan di bumi akan memicu aktifnya kesadarannya untuk memainkan peran sebagai katalis perubahan.

Kebangkitan kesadaran jiwa-jiwa yang mengemban misi cahaya ini akan selalu tergantung pada perkembangan masing-masing dan begitu juga progress perkembangannya. Ketika mereka mulai tumbuh keberanian untuk mengamati, meneliti dan mengembangkan kreativitasnya maka mereka akan mengalami percepatan kenaikan kesadaran. Gelombang kebangkitan kesadaran kolektif akan dipicu melalui peristiwa-peristiwa besar yang mengguncang kesadaran mereka secara kolektif.

Isu-isu besar seperti konflik politik, perang, keributan antar penganut agama, ketidakadilan sosial, ekonomi yang memperbudak, korupsi, kerusakan lingkungan, isu wabah dst yang menciptakan kehidupan yang sulit menjadi latar belakang pencarian mereka akan kebenaran atas kehidupan ini. Ketika mereka mulai menggali suatu potensi kreatif mereka, maka dengan mudah pengertian-pengertian dasar itu memicu pemahaman secara garis besar tentang apa yang terjadi dalam kehidupan kolektif di bumi.

Mereka mulai keluar dari narasi-narasi arus utama dan mencari sumber-sumber alternatif untuk menggali kebenaran. Perkembangan tehnologi digital dan internet memungkinkan mereka untuk membuka wawasan lebih luas dan saling terhubung secara global dengan jiwa-jiwa yang telah terbangkitkan. Melalui cara inilah informasi dan pengetahuan-pengetahuan tersembunyi yang memerlukan penelitian mendalam dan ketekunan diungkap dan didistribusikan. Maka isu-isu global yang memenjarakan umat manusia mulai dipahami arahnya serta gerakan untuk menyelesaikannya dapat dijalankan.

Jiwa-jiwa yang terbangkitan kesadaran mereka menyadari bahwa penderitaan semata-mata timbul dari pola-pola yang dipicu oleh praktek-praktek keserakahan dimana umat manusia diperbudak untuk melayani para elit yang menikmati kehidupan mewah. Pola adu domba telah diciptakan oleh para elit pengontrol bumi itu sehingga umat manusia tidak sempat mengembangkan kemampuan kreatif mereka sebab sibuk bertikai dan saling menghancurkan. Ketakutan adalah kunci para elit untuk menguasai umat manusia sebagai pelayan elit penguasa bumi.

Satu isu besar yang akan menjadi catatan sejarah bagi kehidupan adalah puncak dari upaya para elit untuk menenggelamkan umat manusia kembali pada kegelapan yakni dengan isu wabah. Setelah mereka gagal untuk memicu pecahnya perang dunia untuk memporakporandakan peradaban yang telah dibangun, mereka beralih menggunakan isu wabah yang mematikan aktivitas ekonomi, pendidikan dan asah keterampilan.

Mengungkap Isu Wabah Keluar dari Ketakutan 

Inti dari isu wabah adalah program ketakutan untuk mengendalikan umat manusia sebagai pelayan elit penguasa bumi. Ketika umat manusia berhasil diyakinkan akan adanya wabah yang menakutkan, maka secara serempak kebijakan lockdown diberlakukan hampir di semua negara sehingga sejak itu aktivitas ekonomi dan kegiatan sosial terhenti. Mayoritas umat manusia hidup dalam ketakutan dan wajib patuh pada satu komando yang mengarahkan pada kematian kreativitas.

Oleh karena itu jiwa-jiwa yang terbangkitkan kesadarannya dan memahami pola-pola ketakutan adalah alat kontrol atas kemerdekaan jiwa-jiwa untuk mengekspresikan diri dengan cepat mencium gelagat ketidakberesan di balik isu wabah dan menggali lebih jauh informasi-informasi untuk membaca kemana arahnya dan bagaimana dapat mengatasinya. Mereka ini adalah jiwa-jiwa yang telah tertempa untuk menjelajah wawasan luas dan dengan cepat melesat bagai rajawali terbang tinggi mengamati semua dan untuk mencapai pemahaman.

Maka didapatkan banyak informasi tentang kejanggalan-kejanggalan narasi suatu penyakit untuk memenuhi definisi wabah yang ganas dan sangat berbahaya sehingga diperlukan langkah ekstrim berupa pembatasan aktivitas ekonomi dan sosial dalam skala masif. Semua itu hanyalah permainan manipulatif menciptakan ketakutan untuk mengontrol umat manusia.

Data korban sebagai besar adalah apa yang disebut Orang Tanpa Gejala yang artinya tidak ada gejala sakit namun divonis sakit yang bisa mencapai 80% dari hasil tes positif. Selebihnya adalah orang-orang sakit dengan riwayat penyakit komplikasi namun karena wajib tes ketika didapatkan hasil positif divonis terjakiti wabah yang berlanjut malpraktek sebab justru penyakitnya tidak ditangani sehingga kadang berakhir dengan kematian. Alat tes yang tidak akurat dan salah guna sehingga hanya menghasilkan mayoritas OTG dan bukan orang yang benar-benar sakit. Manipulasi data pasien yang sebenarnya tidak terinfeksi dan tidak meninggal karena infeksi namun didata sebagai korban hanya demi mendapatkan cairnya uang bantuan.

Peristiwa-peristiwa kerumunan orang dalam jumlah besar seperti berbagai demostrasi, kampanye terbuka dan hajatan pelan-pelan mulai membuka mata lebih banyak orang dan menyadarkan masyarakat terhadap permainan wabah yang penuh kebohongan ini.

Jiwa-jiwa yang terusik melalui perenungan mendalam mulai dapat membedakan antara "virusnya" yang memang ada dengan "isu wabah" yang adalah narasi blow up kasus. Data blow up (dibesar-besarkan) dengan alat uji yang tidak tepat dan akurat hanya menghasilkan mayoritas orang sehat yang divonis sakit dan dikarantina. Data yang diblow up dan narasi yang disampaikan 24 jam sehari oleh media massa adalah senjata ampuh yang telah menciptakan ketakutan untuk mengontrol umat manusia.

Kebenaran-kebenaran palsu yang sudah melekat kuat perlu dobrakan besar untuk dirontokkan. Hitam-putih hanyalah penilaian dari suatu sudut pandang. Shocking but amazing – kejutan besar bagi manusia namun dampaknya sangat mengagumkan bagi kebangkitan kesadaran kolektif.

Setiap jiwa yang ingat bahwa desain asli penciptaan adalah kelimpahan dalam kehidupan damai sangat menyadari bahwa kesengsaraan dan penyakit bukanlah desain asli penciptaan melainkan hasil dari keserakahan. Ini artinya segala kesulitan datang semata-mata dari sikap-sikap serakah yang dapat digali jejaknya sebab tidak ada kebohongan yang dapat ditutupi selamanya. Semua rencana jahat tidak dapat disembunyikan di mata orang-orang yang penuh welas asih.

Jiwa penuh welas asih sangat peka dengan energi yang bukan welas asih sehingga cukup dengan melihat peristiwa-peristiwa yang tidak selaras dengan hukum kelimpahan dalam welas asih sudah tahu bahwa ada yang tidak beres. Semesta telah berkali-kali mencoba membuka mata manusia terhadap kebohongan-kebohongan yang tidak selaras dengan rancangan suci itu.

Banyak ahli yang sudah mencoba memberikan pandangan lain namun diyakini oleh mayoritas orang sebagai hoaks. Demo dan kampanye dengan kumpulan massa sudah terjadi di berbagai tempat dunia namun tidak menyebabkan apa yang disebut wabah penyakit sangat menular dan ganas.

Semua jiwa dipanggil untuk membuka mata dan telinga lebar-lebar untuk kejutan lebih besar dari Semesta yang terus mengungkap rahasia-rahasia besar untuk menggelontorkan kelimpahan. Jiwa-jiwa yang terbangkitkan dengan mampu melampaui dualitas baik-buruk akan menyaksikan berakhirnya era tirani di bumi dan dimulainya zaman baru yang melibatkan bergabungnya kembali kehidupan di bumi sebagai keluarga besar yang damai di semesta raya.



§ 



Setiap bahan bacaan dapat dirasakan vibrasinya yang akan terekam di bawah sadar dan selanjutnya mempengaruhi kondisi mental kejiwaan. Oleh karena itu fokus saja pada inspirasi-inspirasi kreatif yang menanamkan semangat dan vitalitas di bawah sadar dan selanjutnya menggerakkan jiwa dan raga serta pikiran sehat dan penuh vitalitas.

Klik "Follow" di blog untuk berlangganan inspirasi-inspirasi baru.

Monggo untuk share. Rahayu sagung dumadi.



Vibrasi cinta. 

...((( ❤ )))... 




No comments:

Post a Comment