Wednesday 10 April 2019

Alam sebagai Wahana Menyatu dengan Pencipta

Segala sesuatu memiliki spirit (roh/daya hidup/kecerdasan), maka begitu juga pohon memiliki rohnya dengan kecerdasannya. Lalu, ada manusia yang mengatakan pohon ada penunggunya? Begitulah ketidaktahuan membuat manusia bertingkah konyol. Sementara itu kearifan lokal yang menghormati pepohonan dan alam ditinggalkan karena dianggap takhayul, dan bencana demi bencana terjadi oleh karena manusia gagal menghormati sesama makhluk hidup untuk saling berbagi kehidupan dan saling dukung.

Saat manusia lebih menghargai uang dari pada alam manusia lupa bahwa tanpa tumbuhan uang mereka tidak lagi bernilai. Uang sebanyak apapun tidak ada harganya saat tidak ada lagi tanaman yang menyediakan makanan. Uang tidak bisa dimakan. Orang yang benar-benar hidup berkelimpahan adalah mereka yang hidup di tengah-tengah sumber pangan dan tanah luas dengan pepohonan yang rindang serta sejuk. Di tengah kota yang padat penduduk memiliki lahan luas, makanan berlipah dan ruangan yang sejuk adalah kemewahan.

Saat manusia lebih memuja agama dan menganggap pepohonan adalah rumah hantu dan berhala lalu menebangi pepohonan besar maka sumber air semakin langka. Akar pepohonan yang mestinya bisa membuka pori-pori tanah untuk meresapnya air dan juga berfungsi mengikat tanah tidak tersedia sehingga terjadi banjir dan longsor. Mereka menganggap diri paling benar dan menganggap penghormatan pada pepohonan adalah penyembahan berhala dan entah mungkin jika bumi sudah menjadi gurun mereka akan memimpikan taman surga yang dipenuhi pepohonan dan buah-buahan.

Sesungguhnya alam dan tanaman adalah bagian dari tubuh Pencipta atau Sang Sumber Kehidupan dimana alam dan tanaman bisa diibaratkan sebagai tangan Pencipta yang menyediakan makanan bagi manusia dan hewan. Tanaman diberikan program kecerdasan otomatis untuk hidup, tumbuh, berbunga, berbuah serta menyediakan benih untuk kelestariannya sehingga kelimpahan hidup itu pasti menurut program Pencipta. Maka, sebenarnya tempat peribadatan dimana manusia benar-benar bertemu dengan Pencipta adalah di tengah-tengah alam.

Saat manusia mampu menghargai alam dan pepohonan, energi hidup akan mengalir dari satu entitas ke entitas lainnya berupa tanaman, hewan, udara, air, tanah dst. dimana energi daya hidup itu terus-menerus mengalir dan berubah-ubah bentuk menciptakan ujud dan kisah-kisah kehidupan. 


...((( 💓 )))...


No comments:

Post a Comment