Sunday 21 April 2019

Mana yang Lebih Menakutkan: Tuhan atau Iblis?

Yang diperlukan adalah kemampuan berpikir untuk memahami pesan ini:

"Kita semua semula adalah satu umat manusia adanya sampai kemudian, masalah ras memutuskan hubungan kita, agama memisahkan kita, politik mencabik-cabik kebersamaan kita dan kekayaan mengelompokkan kita dalam kelas-kelas sosial." 

Jika kau menyadarinya dan keluar dari pemisahan itu, kau telah tersesat di jalan yang benar. Ini tidak mudah, tetapi semakin kesadaranmu meningkat akan kau rasakan betapa menjemukan dan membosankan bicara dan ngobrol dengan mereka yang terkotak-kotak dan tercabik-cabik itu. Pemikiranmu tidak mereka pahami dan di luar jangkauan kemampuan mereka berpikir. Kau melihat mereka hidup dalam ketakutan dan kekhawatiran yang membuat mereka tak mampu berpikir dan memahaminya.

Manusia dikatakan hidup dalam kegelapan oleh karena tidak tahu apa yang terjadi dalam hidup mereka. Manusia tidak menyadari mana yang lebih menakutkan, apakah Iblis lebih menakutkan dari pada Tuhan ataukah Tuhan lebih menakutkan dari pada Iblis? Manusia benar-benar hidup dalam gelap dan ketakutan karena tidak dapat membedakan antara Iblis dan Tuhan yang diajarkan dan dianggapnya sebagai sama-sama menakutkan olehnya.

Dalam gelap dan takut itulah manusia sering bertindak yang tentu saja mengekspresikan apa yang mereka pikirkan dan rasakan. Oleh karena itu wajar bahwa bukan hanya masalah politik yang membuat manusia bersaing dan bertengkar, bahkan untuk Tuhan saja mereka bisa bertengkar hebat. Perang dan permusuhan berlatar belakang agama bisa berlangsung ribuan tahun dan turun temurun. Perang antar negara ada masa berhentinya, namun perang antar penganut agama cenderung berlanjut dan diwariskan dendamnya dari generasi ke generasi.

Manusia telah ribuan tahun beperang demi agama dan atas perintah agamanya namun tidak mau mengakuinya. Manusia selalu mengelak dan membela agamanya dan menyalahkan bahwa sikap permusuhan itu hanya oknum, padahal mereka terus berdoa mohon agar semua orang menjadi pemeluk satu agama yang sama dengannya.

Sikap berburu pengikut ini banyak memicu konflik bahwa sejak anak-anak. Dalam obrolan anak-anak ada kalanya muncul pertanyaan seperti ini, “Kau penganut agama A ya? Kasihan, nanti akan menjadi calon penghuni neraka, begitu kata guruku”.

Dibutuhkan keberanian luar biasa untuk mengakhiri kisah-kisah menyedihkan ini. Distorsi ajaran spiritual sudah sedemikian parah tanpa disadari manusia sementara manusia hanya patuh pada apa yang diajarkan pada mereka. Manusia dalam kesulitan besar untuk melihat bahwa Tuhan Sejati adalah Maha Cinta dan Pengampun sehingga jauh dari menakutkan. Tuhan adalah Cinta dan menyatukan semua tanpa ada perbedaan. Ini adalah misteri yang hanya terpahami oleh mereka yang hidup dalam cinta Tuhan.


...((( 💓 )))...

No comments:

Post a Comment