Wednesday 10 April 2019

Saat Kepompong Menumbuhkan Sayap

Kita bukan makhluk fisik, melainkan makhluk spiritual; yang artinya semata-mata adalah energi atau daya hidup dengan potensi tak terbatas. Pikiran cerdas adalah bagian intrinsik dari energi itu dan yang membuat daya hidup itu menciptakan polanya sehingga membentuk realita dirinya.

Akan menjadi apa (being) ujud dari energi itu selalu tergantung pada pikiran cerdasnya, yang terus-menerus berubah-ubah bentuk mengikuti pikiran yang menciptakan pola energinya (sacred geometry). Setiap dari kita ada pada tahap evolusi kesadaran masing-masing dan hanya saling berbagi pengalaman, sehingga sesuatu dianggap benar sejauh dipahami semata tidak pernah berlaku mutlak.

Evolusi kesadaran didapatkan dari pengalaman-pengalaman mewujudkan diri dalam kanvas semesta ini. Tidak ada hukuman, melainkan semuanya adalah pembelajaran memanifestasikan diri dan sehingga pengalaman yang menyakitkan atau penderitaan semata-mata adalah akibat dari pikiran dan perbuatan sendiri. Tidak ada pihak lain yang dapat menyelamatkan jika disadari bahwa pengalaman hidup adalah hasil dari pikiran dan perbuatan sendiri.

Sang guru sejati adalah pengalaman hidup sendiri sedangkan orang lain hanya berperan sebagai inspirator. Dengan bekal pengalaman, keterampilan dan imajinasi setiap jiwa yang bangkit kesadarannya menggunakan daya hidupnya untuk menciptakan kisah-kisah hidup dan memanisfestasikan kebahagiaannya dalam rupa pengalaman hidup. Jiwa yang bergetar oleh rasa bahagianya menciptakan kehidupan damai dan indah sebagai co-creator aliran kisah dan wujud realita kehidupan surga.

Jadilah diri sendiri, otentik dan tak perlu berpura-pura menjadi orang lain demi dianggap baik menurut anggapan orang lain, maka keterampilan itu akan muncul, imajinasi kreatif itu akan terus mengalir dan sayap-sayap akan tumbuh untuk membawa terbang.



Waktumu sebagai kepompong telah habis. Sayapmu telah siap. Saatnya untuk terbang.




...((( 💓 )))...

No comments:

Post a Comment