Friday, 26 January 2018

[140925][C] HIDUP MENGALIR TIADA HENTI -- Kisah Badu 05

Saat Badu tenggelam dalam permenungannya, tiba-tiba ia dikejutkan dengan daun yang jatuh di tangannya.

“Ah, bikin kaget saja kau ini,” guman Badu sambil memegang daun yang menguning itu.

“Maaf, jika aku mengganggumu,” kata si daun.

Badu keheranan mendengar suara itu, “Kaukah yang bicara itu? Bagaimana kau bisa bicara tanpa mulut?”

Jawah si daun, “Ya, ini aku yang bicara. Bicara kan tidak perlu menggunakan mulut. Bukankah semua ada karena ada kecerdasan yang membentuk keberadaannya? Karena pikiran cerdas itulah sesuatu mewujud sebagai suatu bentuk sehingga disebut kesadaran."

“Oh, apakah seperti yang diajarkan dalam agama Buddha?”, tanya Badu yang mulai terpancing rasa ingin tahunya.

“Bukan hanya ajaran Buddha, tetapi kesadaran diajarkan dalam semua ajaran spiritual. Mungkin hanya karena kau belum sampai ke pemahaman itu. Perhatikan bahwa kau pasti telah memikirkannya sebelum melakukan sesuatu. Mungkin hanya karena kau kurang memperhatikannya saja. Ujud keberadaan adalah hasil pikiran,” jawab si daun.

“Bagaimana aku bisa mendengar pikiran?” tanya Badu.

“Perhatikan, suasana disini sangat hening. Kau hanya perlu hening untuk dapat mendengar getaran pikiran. Seperti di waktu malam saat kau sibuk kau tak akan mendengar suara kelepak kelelawar, tapi saat kau hening kau bisa mendengarnya,” jawab si daun.

“Aku selama ini mengira benda mati tak bisa bicara,” kata Badu.

“Kau lihat bukan, tak ada kematian dalam kehidupan. Semuanya adalah perjalanan hidup. Aku tidak mati sebagai daun yang mengering. Aku tidak sedang jatuh tak berdaya, melainkan aku melanjutkan hidupku dari daun yang menempel di pohon untuk turun ke tanah dan menjadi bagian dari tanah. Aku bisa kembali menjadi bagian pohon dan bisa mewujud menjadi bunga. Itulah kehidupan yang hidup adanya,” kata si daun.

“Oh, maksudmu tidak ada kematian sama sekali?” tanya Badu.

“Tentu saja, sama seperti yang telah kau alami. Kau hanya pergi meninggalkan tubuhmu di dunia sana. Melepaskan masa lalumu dan menjalani hidup baru di surga ini. Kau tetap hidup dan dapat menjalani hidupmu sebagai apapun sesuai dengan apa yang kau pikirkan,” jawab si daun.

“Wah, terima kasih. Tak menyangka aku akan mendapatkan pelajaran begitu berharga darimu,” kata Badu begitu bahagia.

“Sama-sama saudaraku. Bolehkah aku meminta pertolonganmu? Bisakah kau angkat aku agak tinggi dan membiarkan angin membawaku terbang? Aku ingin melanjutkan perjalananku dengan kisah baru,” pinta si daun.

Badu mengangkat daun itu dan saat itu angin bertiup cukup kencang membawa si daun terbang dan jatuh ke sungai yang mengalir tak jauh di sana. Entah bentuk pengalaman hidup apa lagi yang akan dijalani oleh si daun itu namun sungai itu akan membawa kemungkinan tak terbatas bagi si daun untuk melanjutkan kisah hidupnya.    

[Bersambung]

Kisah sebelumnya: Kisah Badu 04

25 September 2014
Sony H. Waluyo 
Translation Services
sonyhwaluyo@gmail.com





  

No comments:

Post a Comment