Kemana kita akan pergi
tentu saja sesuai kemana kita melangkah
Kemana arah langkah kita
tentu saja sesuai kemana arah pikiran
kita
Namun apakah benar kita beranjak
jika hanya mengulang-ulang hal yang sama?
Realita dunia ini bukanlah sekedar
kebetulan
atau semena-mena keputusan mutlak alam
sebab semuanya saling terangkai
sambung-menyambung dan saling terkait
membentuk aliran kehidupan
yang sering disebut nasib
Lihatlah ulat di dedaunan itu
mungkin membuat geli atau gatal
namun itulah cara alam melindunginya
agar kita tak sembarangan melenyapkannya
sebab tanaman memeliharanya
agar menyerbukkan bunga saat menjadi
kupu-kupu
Seberapa jauh kita menyadarinya
akan menentukan keseimbangan
antara doa permohonan dan tindakan kita
sebab jika antara niat dalam doa
dan perbuatan tidak selaras
langkah kita menjauh dari doa itu
Alam memiliki kebijaksanaannya
mengatur semuanya dalam keseimbangan
sampai manusia merasa menjadi makluk
tertinggi
menganggap bentuk kehidupan lain
hewan dan tanaman lebih rendah
yang harus tunduk pada maunya
Rusaknya keseimbangan alam ini
adalah nasib yang diciptakan manusia
dan bukanlah oleh karena alam
yang marah dan balas dendam
alam selalu hanya melakukan
proses penyeimbangan untuk tetap eksis
Dimanapun kita berada
sekarang maupun nanti
di kehidupan ini ataupun kelak
adanya selalu di alam semesta ini
tanggung jawab selalu melekat
atas jalan kehidupan yang kita lalui
Kesejahteraan dan kelimpahan itu
bukanlah hadiah yang perlu dimohon dan
ditunggu
namun persembahan yang perlu dihadirkan
cukup dengan hidup selaras
dalam tarian indah bersama alam
menciptakan kreativitas keindahan
Dengarlah alam yang memanggil
anak-anak kehidupan untuk melangkah
bersama
pulang kembali ke rumah cinta
sebagaimana rancangan semula alam
diciptakan
bangkit dalam kesadaran penuh tanggung
jawab
bersama alam menciptakan kehidupan surga
9 Januari 2018
Sony H Waluyo
Translation Services
** ** **
No comments:
Post a Comment