Saturday, 13 January 2018

[180113][A] Mempelajari Spiritual dari Budaya Lain Lebih Sulit

Sesungguhnya mempelajari spiritual dari budaya lain adalah lebih sulit dari pada mempelajari spiritual dari budaya sendiri. Pesan-pesan spiritual sesungguhnya dirancang dengan memperhitungkan konteks suatu budaya dengan maksud agar lebih mudah dicerna oleh masyarakat setempat.

Guru spiritual menyadari betul akan tugasnya memberikan penjelasan kepada para murid yang belum paham mengenai suatu materi oleh karena itu harus menggunakan cara termudah dan memperhitungkan kemampuan para murid menyerap materi. Budaya dan cara hidup di suatu masyarakat akan sangat menentukan pendekatan yang digunakan. Materi spiritual akan lebih mudah dicerna melalui pengalaman hidup sebab bisa diuji kebenarannya dan manfaatnya sehingga oleh karena itu diberikan sesuai konteks budaya setempat.

Hambatan pertama untuk dapat mempelajari materi spiritual dari bangsa dan budaya lain adalah perbedaan bahasa. Itulah mengapa terjadi lebih banyak kesalahan tafsir dalam upaya memahami materi spiritual yang disampaikan dalam bahasa asing. Menghindari kesalahan tafsir dengan mempertahankan penyampaian ajaran dalam bahasa asli jelas merupakan sebuah kekonyolan sebab bagaimana mungkin orang dapat memahami ajaran itu tanpa sama sekali mengerti arti apa yang dibacanya. Bahkan para penutur asli pun harus mampu menafsirkan untuk dapat paham dan menguasai suatu materi spiritual.

Banyak kekacauan telah timbul sebagai akibat dari rebutan pengikut yang menimbulkan banyak konflik keagamaan baik konflik eksternal maupun internal yang bersumber dari ketidakpahaman dari ajaran asli dan maksud dari pengajaran itu. Inti dari semua pengajaran spiritual adalah cinta dan damai, maka seandainya ajaran inti itu dipahami tentu bukan pertengkaran dan permusuhan yang ditimbulkan melainkan kehidupan damai yang membahagiakan.

Perlu dicatat bahwa dalam banyak konflik keagamaan mereka yang tidak paham justru sangat vokal dan dominan dalam menentukan tindakan dan seringkali kekerasan mereka gunakan untuk mejaga dominasi mereka. Akibat dari dominasi kelompok keras itu penyimpangan tafsir berlangsung terus-menerus dan meluas di bumi. Dalam prakteknya penyimpangan ajaran itu membuat gerakan keagamaan lebih menjadi alat kekuasaan politik sehingga menyimpang jauh dari inti ajaran semula yakni cinta dan damai yang bertujuan untuk menciptakan kehidupan sejahtera membahagiakan.

 “Jika bumi diibaratkan sebagai sebuah pesawat ruang angkasa, komando kendalinya telah dipegang oleh awak pesawat yang keliru dan kini saatnya untuk melakukan pengambilalihan kendali.”  
~ Jose Arguelles ~

13 Januari 2018
Sony H Waluyo
Translation Services

** ** **



No comments:

Post a Comment