Tuesday 25 September 2018

Salah Kaprah tentang Surga

Dalam ucapan belasungkawa sering muncul doa agar diampuni oleh Tuhan dan diterima di surga. Sebuah salah kaprah mengira Tuhan suka mengingat kesalahan padahal Tuhan adalah maha cinta dan pengampun bahkan selalu mengampuni sebelum orang meminta ampun.

Perlu dicatat juga bahwa kebanyakan orang juga belum pernah bertemu Tuhan, bagaimana mungkin seseorang yang belum pernah bertemu dapat melakukan kesalahan terhadap pihak yang belum pernah ditemuinya? Maka, secara logika berhubung yang meninggal tidak dapat berkomunikasi lagi maka yang melayat yang meminta maaf pada yang meninggal agar jiwanya tenang dan melanjutkan perjalanannya dengan ringan dan damai tanpa beban.

Surga juga bukan Tuhan yang menentukan, melainkan jiwa yang bersangkutan itu sendiri yang menentukannya. Surga adalah tentang sikap hidup penuh cinta yang terbentuk menjadi pola pikir atau karakter atau kesadaran jiwa yang bersangkutan. Surga adalah gaya hidup dengan ciri cinta tanpa syarat. Setiap jiwa hanya melanjutkan gaya hidup dan pola pikirnya dalam kehidupan selanjutnya.

Tidak ada yang bisa menjamin masuk surga kecuali memenuhi kualifikasi gaya hidup surga. Jiwa yang belum siap masuk surga akan bereinkarnasi lagi dari alam jeda (dimensi 4) dan turun ke dunia fisik ini (dimensi 3) untuk melanjutkan pembelajaran hidupnya. Jiwa hanya akan masuk ke surga di dimensi 5 jika siap hidup dengan gaya hidup surga, yakni hidup dalam cinta saling menghormati satu sama lain. Tanpa kemampuan hidup damai surga akan kacau.

Keindahan alam dan kelimpahan di surga adalah hasil kreativitas para penghuni surga yang saling dibagikan untuk digunakan bersama, jadi Tuhan dan para malaekat bukanlah pelayan yang bisa dimintai tolong dan disuruh-suruh. Alam surga juga perlu dipelihara dan tidak boleh buang sampah sembarangan, surgapun dapat rusak alamnya jika penghuninya belum bisa mencintai lingkungan.

Terakhir sebuah cacatan penting, di surga apapun yang diinginkan dengan segera akan terwujud dan oleh karena itu pikiran negatif akan mencelakai diri sendiri dan membuat seseorang terpental dari surga. Itulah mengapa para guru spiritual mengajarkan kebijaksanaan hidup agar pikiran terlatih bijaksana sehingga menjadi bekal untuk terbiasa dan mampu menjalani hidup dengan gaya hidup surga.

“Kenaikan (masuk surga) bukanlah suatu peristiwa namun lebih merupakan suatu momen. Kenaikan adalah suatu pergeseran kesadaran, suatu pergeseran perspektif, suatu pergeseran vibrasi, dan suatu pergeseran berupa keselarasan dengan diri sejatinya.”

Yesus/Isa dalam pengajarannya mengatakan bahwa “kerajaan surga ada di antara kamu”; yang artinya setiap saat orang bisa masuk ke kerajaan surga sebab pintunya bukan kematian melainkan kesadaran, perspektif, vibrasi dan keselarasan dengan diri sendiri dan alam.

...((( 💓 )))...

No comments:

Post a Comment