Friday, 10 May 2019

Kebenaran adalah Obat Pahit yang Menyembuhkan

Jika mengatakan bahwa yang disebut tuhan dalam kitab suci itu adalah sebenarnya para dewa sebagaimana kata Elohim artinya mereka yang datang dari langit, apakah merupakan sikap permusuhan terhadap yang meyakininya?

Ini sungguh menjadi suatu pertanyaan besar jika mengungkap fakta dianggap sebagai sikap permusuhan. Apakah demi tidak ribut lalu dibiarkan?

Faktanya kerancuan itu telah menciptakan banyak permusuhan dan peperangan karena mengira kata-kata dan perintah mereka yang dikira Tuhan itu sebagai perintah yang wajib dipatuhi tanpa pertimbangan kritis.

Tuhan yang disebut pencemburu, pemarah dan suka murka begitu jelas diyakini sehingga berulang kali manusia menekankan hendaknya takut pada tuhan sebab murkanya begitu besar.

Dengan cermat mempelajari kitab suci, sebagaimana ditemukan ayat yang mengatakan anak-anak tuhan mengawini perempuan-perempuan bumi, sebenarnya bisa memunculkan pertanyaan apakah tuhan kawin dan punya banyak anak?

Saat mulai menyadari bahwa ternyata ada sumber kerancuan yang nyata bahwa kata god bisa diterjemahkan sebagai tuhan dan dewa, semua itu menjadi jelas bahwa sebenarnya apa yang disebut tuhan dalam kitab suci adalah dewa yang memang kawin dan punya anak.

Tradisi di seluruh bumi mengenal para dewa yang datang dari luar bumi. Mereka adalah manusia juga dengan berbagai kepentingan politik dan ekonomi atau kepentingan kekuasaan. Kepatuhan pada perintah penguasa sesungguhnya menjadi alasan munculnya perintah-perintah untuk takut pada tuhan yang adalah para dewa itu.

Sikap persaingan antar penganut agama yang sering melibatkan konflik dan peperangan perebutan wilayah dan sumber daya sebenarnya adalah untuk membela kepentingan para dewa itu.

Jika ini disadari, manusia akan menyadari upaya pembelaan mereka pada para dewa itu adalah sia-sia dan janji surga itu hanyalah janji-janji politik semata alias sebenarnya manusia hanya dimanfaatkan saja. Wajar jika para dewa itu butuh dukungan dan pembelaan, sebab mereka juga makhluk hidup yang sama seperti manusia dan bukan Tuhan yang sesungguhnya.

Tuhan yang asli adalah maha cinta dan tak butuh pembelaan manusia. Saatnya manusia bangun dan sadar untuk bersatu membebaskan diri dari perbudakan terselubung dan membangun kehidupan damai dan indah di bumi.

"Kebenaran adalah bagaikan operasi pembedahan yang menyakitkan (atau obat yang pahit rasanya), namun menyembuhkan. Kebohongan seperti penawar rasa nyeri yang sekedar meredakan/mengurangi rasa nyeri itu secara instan, namun memiliki dampak samping selamanya dan tak tersembuhkan." 

Bahan perluasan wawasan:







7. Film Anunnaki, Bagian kisah keputusan menciptakan manusia sebagai pekerja tambang emas: https://www.youtube.com/watch?v=aBn5twcQazA&t=36s

...((( 💓 )))...

No comments:

Post a Comment