Wednesday, 29 May 2019

Pola Pikir Multi-Perspektif

Tanpa sadar pikiran kita sudah diprogram jika percaya satu pihak dianggap benar dan percaya pihak lainnya dianggap sesat; dan sebaliknya.

Pola pikir multi-perspektif adalah pola pikir non dualitas benar-salah. Pola pikir multi-perspektif mengakomodasi semuanya untuk melihat semua sebagai masing-masing suatu sudut pandang. Ada nilai-nilai kebenaran di setiap sudut pandang. Apa yang tidak dilihat dari satu persepsi akan dilihat dari persepsi lainnya.

Maka, misalnya ketika mengkritisi cerita Nuh di sini tidak untuk menilai sebagai salah atau sesat. Cerita Nuh dalam Alkitab hanyalah 1 versi kisah banjir besar itu. Tiap bangsa dan wilayah bumi memiliki kisah-kisahnya sendiri-sendiri. Ada yang bisa bercerita berarti ada yang selamat. Maka, wajar jika di setiap wilayah bumi tetap ada jenis hewan masing-masing yang tetap selamat juga, dan termasuk varian warna kulit dan ras manusia di masing-masing wilayah.

Versi cerita dalam Alkitab hanyalah sebuah versi dari suatu bangsa dan keyakinan di antara berbagai versi kisah yang ada. Versi kisah Alkitab bukan satu-satunya yang ada dan paling benar. Bahwa Nuh selamat tidak pernah bisa dijadikan klaim bukti paling dilindungi Tuhan. Semua bangsa dan keyakinan bisa membuat klaim yang sama.

Banyak orang tidak menyadari hal ini karena pikirannya terprogram oleh sistem kepercayaannya belaka dan bukan kenyataan yang sebenarnya ada banyak versi dan varian itu. Bahwa ada jenis hewan unik di suatu wilayah dan ada ras/warna kulit di wilayah berbeda setelah banjir besar menunjukkan bahwa banyak yang selamat dari banjir besar itu, termasuk kisah tentang mereka yang selamat di rongga bumi dan yang keluar dari bumi dengan pesawat ruang angkasa.

Bahwa pendapatmu benar, itu kemudian bukan berarti, bahwa saya pasti salah. Kau hanya tidak melihat kehidupan ini dari sisi saya. 


...((( 💓 )))... 

No comments:

Post a Comment