Saturday, 11 May 2019

Pembebasan Bumi dengan Sastra

Injil Yudas, yang diperkirakan ditulis tahun 180 M (versi bahasa Yunani, sedangkan Injil Yudas dalam versi bahasa Koptik Mesir berdasarkan uji karbon ditulis sekitar 220 M dan 340 M), memuat kritikan terhadap praktek ritual korban yang kemudian menjadi perayaan ekaristi itu. Dalam Injil Yudas dituliskan Yesus tertawa melihat para murid mempersiapkan ritual korban.

Melalui sastra, yang disebut Injil Yudas, para murid penerus Yesus dari kelompok gnostik (gnostik = pengetahuan) menyampaikan pesan bahwa telah terjadi distorsi ajaran Yesus yang sebenarnya tidak ada ritual persembahan apapun. Yesus lebih mengajarkan kebijaksanaan hidup seperti perumpamaan-perumpamaan dan latihan spiritual tanpa ritual persembahan. Karya-karya sastra lainnya dari kelompok gnostik yang juga memuat panduan kebijaksanaan hidup dan inspirasi yang melatih kecerdasan spiritual adalah Injil Thomas dan Injil Maria Magdalena.

Ritual korban dan persembahan adalah ajaran tawar-menawar atau transaksional untuk mendapatkan perlindungan dari para dewa. Tentu saja ada yang harus dibayar untuk transaksi semacam itu. Ini adalah transaksi dengan dunia di dimensi lain (entitas di level bawah dimensi 4, sementara kita berada di realita dimensi 3). Ajaran Yesus sendiri pada dasarnya adalah perjuangan membebaskan dari praktek-praktek transaksional semacam itu dan keluar dari belenggu aturan hukum yang mengikat orang pada kepatuhan bertransaksi. Masih bisa dilihat dalam ajaran Yesus di 4 Injil, yang bisa dibandingkan dengan kisah-kisah dalam Perjanjian Lama yang lebih tepatnya adalah kisah-kisah transaksi dengan para dewa (bukan Tuhan sebab ada kerancuan god=deus=tuhan=dewa). Aturan hukum dan upeti bagi para dewa diatur dalam Perjanjian Lama.

Di masa itu banyak terjadi perselisihan dan para pengikut Yesus termasuk dalam kelompok pemberontakan terhadap penjajahan Romawi. Paulus adalah salah satu yang paling getol menumpas pemberontakan. Sejak Paulus menyatakan berbalik menjadi pendukung Yesus, ia menjadi tokoh populer, namun memiliki tafsir yang lain tentang ajaran Yesus, yakni penebusan dosa dan ritual korban. Latar belakang kerajaan Romawi adalah sistem keyakinan terhadap para dewa dengan ritual korban. Atas dasar latar belakang pemahaman keagamaan itulah Paulus menafsirkan ajaran Yesus yang kemudian berkembang menjadi gereja Roma di bawah naungan kerajaan Romawi. Pemberontakan bisa dikendalikan dan bahkan gereja Roma terlibat dalam perang salib atau cara-cara kekerasan yang jelas bertentangan dengan ajaran Yesus.

Semua dokumen yang dianggap sesat dicari dan dihancurkan dan kanonisasi alias standarisasi kitab suci dibuat berdasarkan tafsir Paulus. Ini adalah tahun-tahun keras dan banyak makan korban. Namun, yang diajarkan dalam gereja dikatakan kanonisasi/seleksi teks-teks itu sebagai atas kehendak Tuhan. Hukuman keras bagi para penentang berlaku seperti dirajam/lempari batu sampai mati atau dibakar hidup-hidup. Sejarah ini banyak orang tidak tahu, mengira semua baik-baik saja.

Agama-agama Samawi yang bersumber pada ajaran yang sama pada ujungnya memiliki pola yang sama dalam hal ini dengan praktek transaksi dalam rupa persembahan korban. Tentu saja sepanjang masa itu ada tokoh-tokoh pembebas namun ajarannya telah terdistorsi. Ini hanya sekilas kisah sejarah yang banyak ditutupi dan tentu saja silahkan diverifikasi kebenarannya.

Upaya pembebasan manusia bumi dari kebiasaan hidup dalam ketakutan dan ancaman oleh karena distorsi ajaran terus-menerus dilakukan dan selalu menggunakan cara-cara inspirasi kebijaksanaan, motivasi pengembangan diri, seni dan kreativitas serta pengembangan pengetahuan untuk semakin menumbuhkan kesadaran dan kemampuan mengelola hidup. Peradaban yang damai, lestari dan sejahtera hanya dapat diwujudkan dengan cara-cara damai dan kemampuan mengelola kehidupan.

“Ajarkan pada anak-anakmu bahwa tidak ada kemuliaan atau para pahlawan dalam perang. Bahwa kemuliaan datang dari tindakan-tindakan mencegah terjadinya perang, dan para pahlawan adalah mereka yang menjalankan tindakan-tindakan mencegah terjadinya perang. 
~The Mind Unleashed 

...((( 💓 )))...

No comments:

Post a Comment