Thursday 6 February 2020

Dialog Batin dan Transformasi

Transformasi kesadaran, berevolusi ke kesadaran diri sejati tampak sebagai menyendiri yang sering dinilai sebagai tidak sesuai dengan norma standar masyarakat. Pola pikir berubah seolah melawan aturan-aturan dan cara berpikir yang dianggap benar menurut mainstream. Pola pikir penghukuman, cara-cara kasar, persaingan terasa tidak lagi sesuai dengan kesadaran baru.

Oleh karena itu mereka yang dalam proses transformasi menarik diri dari lingkungan mainstream, tidak mau berbenturan dengan pola pikir mainstream. Para pertapa mengasingkan diri dan mengurangi keterlibatan dalam masyarakat, pola pikir yang berubah dan berbeda sulit dipahami oleh mereka yang berada di jalur mainstream.

Dialog batin dalam kesendirian ini sering disebut dengan istilah “selftalk”, bicara dengan diri sendiri, yang sebenarnya merupakan dialog intens dengan diri sejati yang disebut dengan istilah “higherself”, kesadaran diri yang lebih tinggi.



Dialog batin semacam ini bisa sangat seru dan bebas membicarakan apapun serta mengupasnya dengan cara dan sudut pandang yang tiba-tiba muncul begitu saja, memasuki wilayah-wilayah yang sebelumnya tidak dikenal dan diketahui, membawa pada transformasi kesadaran. Tidak ada yang terluka hati dalam diskusi bebas ini sehingga aman dilakukan, ruang privat yang membuka semua kemungkinan.

Sekedar sharing, bertahun-tahun lalu saat saya mulai melakukan selftalk, toilet merupakan tempat yang tenang dan bebas gangguan yang juga sekaligus menyadarkan diri sendiri bahwa ruang suci itu ada dimanapun berada. Semua topik bebas dibahas mulai dari politik sampai ayat-ayat kitab dan tanpa ada keharusan mengikuti aturan dan cara tafsir seperti dalam diskusi atau renungan bersama dalam ibadat.

Pengalaman diluar kelaziman ini sangat menarik sebab membawa pada pengalaman nyata bahwa semuanya baik-baik saja dan ayat-ayat itu tak pernah ternoda hanya karena dibawa ke toilet dan dibahas dengan cara paling ekstrim, sebaliknya justru menyadarkan bahwa toilet adalah benar-benar berfungsi sebagai tempat pembersihan, bukan hanya kotoran dalam tubuh tetapi juga kotoran dalam pikiran.

Dalam lingkungan kehidupan dimana persaingan dan hukuman setimpal dianggap sebagai cara untuk mendapatkan dan menegakkan keadilan, ruang diskusi publik didominasi oleh pola pikir mainstream yang dianggap sebagai standar yang wajib diterima. Berpikir dan memiliki pendapat dengan cara lain yang diungkapkan di ruang publik bisa menimbulkan perselisihan dan luka hati.

Inilah mengapa diskusi di ruang privat dengan diri sendiri merupakan tempat yang aman dan tidak akan melukai hati siapapun. Verifikasi dan kebenaran yang didapatkan dari diskusi dengan diri sendiri bersamaan dengan proses membersihkan diri dari kotoran di toilet bukan cerita yang bisa dibawa ke ruang publik.

Pola pikir mainstream yang didominasi dengan persaingan dan konflik lebih akan menganggap toilet adalah tempat kotor dan bukan tempat pembersihan, sehingga tidak bisa disejajarkan dengan ruang-ruang yang dianggap suci oleh publik. Ketika dialog batin di toilet itu membersihkan pikiran dari pola persaingan dan konflik memang sebaiknya tidak perlu dibawa ke ruang publik, sebab tidak akan dipahami.

Hasil-hasil dari dialog batin hanya akan dipahami oleh mereka yang juga telah melakukan proses yang serupa, yang telah membersihkan diri dan membebaskan diri dari pola pikir berbasis persaingan dan konflik. Kesadaran diri sejati adalah frekuensi gelombang pikiran cinta dan damai, jiwa-jiwa berkesadaran tinggi yang hidup saling melayani dalam pola cinta dan berbagi kreativitas.


“Saat kau berevolusi menjadi dirimu sendiri yang lebih tinggi, kau mungkin merasa menapaki jalan dalam kesendirian namun sesungguhnya kau meluruhkan energi yang tidak lagi sesuai dengan frekuensi takdirmu” 

§


Klik "Follow" di blog untuk inspirasi-inspirasi baru.

Monggo untuk share. Rahayu sagung dumadi.

Vibrasi cinta. 


...((( 💓 )))...

No comments:

Post a Comment