Tuesday 11 February 2020

Pembodohan dengan Labelisasi Sesat dan Kafir

Labelisasi sesat, kafir, bidaah adalah sebentuk alat cerdik untuk mengontrol manusia dan memerangkap manusia terjebak dalam kebodohan. Cukup dengan melabeli sesat/kafir/bidaah semua penelitian, bukti dan argumentasi cerdas dibungkam, diberangus dan ditenggelamkan. Jika nekad dikucilkan, dibully, diancam dan dihilangkan nyawanya. 

Logikanya, labelisasi semacam itu bukanlah ungkapan cinta kasih dan bertentangan dengan sifat Tuhan yang maha cinta. Hanya cara-cara cinta yang merepresentasikan kehadiran tangan Tuhan. 

Sikap konsisten di jalur cinta juga mencakup sikap tegas menghapus pola pikir dan tindakan yang bertentangan dengan hukum cinta kasih Tuhan melalui sikap dan perbuatan cinta. 


Kampanye penghapusan labelisasi ini bukanlah sikap permusuhan sebaliknya merupakan upaya dan ujud membangun kehidupan bersama dalam kesetaraan tanpa memandang suku, ras dan sistem kepercayaan. Dalam kesetaraan semua potensi dihargai dan perbedaan dipandang sebagai kekayaan bersama. 

Labelisasi ini dalam sejarah panjang kemanusiaan telah menciptakan konflik dan permusuhan tak berkesudahan yang diwariskan dari generasi ke generasi dan menyebar ke seluruh bumi. Gerakan-gerakan radikal dengan dampaknya tidak hanya meninggalkan jejak kehancuran namun juga luka-luka traumatis yang sulit tersembuhkan. 

Sikap-sikap ini membuat kaum perempuan banyak menjadi korban kekerasan dan eksploitasi yang melebar pada anak-anak yang hidup di lingkungan traumatis. Para ibu yang tak berdaya dengan banyak luka traumatis akan kesulitan dalam memberikan bimbingan dan pendidikan bagi anak-anak mereka. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan membuat anak-anak tidak memiliki bekal yang cukup sehingga mereka terperangkap dalam pola kemiskinan kreativitas dan solusi kehidupan. 

Pengalaman kekerasan tertanam pada anak-anak sehingga mereka meyakini bahwa hidup ini keras dan memiliki keyakinan jika ingin damai dan dapat bertahan hidup maka mesti siap berperang. Perbedaan sering dianggap sebagai ancaman yang perlu diperangi dan dimusnahkan, sehingga ketakutan-ketakutan itu malah memicu mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang mengerikan. 

Tidak dipungkiri bahwa setiap orang memiliki kelemahan dan melakukan kekeliruan, namun bukan berarti tidak memiliki potensi luar biasa untuk tumbuh dan berkembang. Rasa hormat dan saling menghargai lebih memungkinkan untuk pendampingan sehingga semua kekeliruan bisa diperbaiki dan semua potensi mencapai kepenuhannya. 

Ketika sikap saling menghargai menjadi gerak hidup maka yang terlihat adalah potensi dan peluang untuk tumbuh bersama dan saling berbagi kreativitas. Perbedaan sudut pandang lebih dianggap sebagai materi pengetahuan baru untuk dipelajari sehingga semua merasa semakin diperkaya dengan jangkauan wawasan lebih luas. 

§

Inspirasi adalah seperti celah lubang untuk melihat dan membuka jalan saat menemui jalan buntu. 
Klik "Follow" untuk inspirasi-inspirasi baru. 

Monggo untuk share. Rahayu sagung dumadi. 

Vibrasi cinta. 

...((( 💓 )))...

No comments:

Post a Comment